Thursday, April 11, 2013

Hikmat Subversif

"Sungguhpun demikian kami memberitakan hikmat di kalangan mereka yang telah matang, yaitu hikmat yang bukan dari dunia ini, dan yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yaitu penguasa-penguasa yang akan ditiadakan." (1Kor. 2:6)

"Tidak ada dari penguasa dunia ini yang mengenalnya, sebab kalau sekiranya mereka mengenalnya, mereka tidak menyalibkan Tuhan yang mulia." (1Kor. 2:8)

Apa yang Paulus wartakan semasa hidupnya? Kristus yang tersalib (1Kor. 1:23). Ia menyebut berita ini sebagai, "hikmat yang bukan dari dunia ini, yang bukan dari penguasa-penguasa dunia ini, yang tidak dikenal mereka yang akan ditiadakan."

Dalam kekaisaran Romawi, salib adalah lambang pemberontakan. Lambang oposisi terhadap tatanan kerajaan. Spartakus, misalnya, pada abad pertama SM memimpin pemberontakan para budak yang berujung pada penyaliban 6000 anggota kelompoknya. Salib adalah antitesis kekuasaan!

Kita lihat kembali teks 1Kor. 2:6,8 yang telah terkutip di atas. Betapa subversifnya teks ini! Secara eksplisit, rasul Paulus bahkan terang-terangan membuat oposisi tajam antara hikmat mengenai salib, yang diwartakannya itu, dengan hikmat penguasa-penguasa dunia, penguasa-penguasa yang akan ditiadakan. Christian proclamation is revolutionary to the core! 

Hari ini kekaisaran Romawi telah lenyap. Tapi penguasa-penguasa dunia tetap ada. Noam Chomsky, dalam tulisannya, What Uncle Sam Really Wants, mengungkap kebijakan-kebijakan imperialis Amerika Serikat sejak Perang Dunia II berakhir. Ia mengutip dokumen Policy Planning Study 23, buatan George Kennan, kepala departemen perencanaan negara, tahun 1948:

We have about 50% of the world's wealth but only 6.3% of its population.... In this situation, we cannot fail to be the object of envy and resentment. Our real task in the coming period is to devise a pattern of relationships which will permit us to maintain this disparity.

Bagaimana menjaga disparity ini tetap ada? Dalam pengamatan Kennan, perhatian utama kebijakan luar negeri AS haruslah "the protection of our [i.e. Latin America's] raw materials." Dan dalam rangka itu, ideologi 'sesat' yang tersebar di Amerika Latin, "the idea that the government has direct responsibility for the welfare of the people," harus diperangi. Bayangkan, sumber daya alam negara-negara lain diklaim sebagai ours, dan ideologi yang pro-kesejahteraan rakyat dilihat sebagai ancaman. Mengapa demikian? Chomsky mendapati, "A high-level study group in 1955 stated that the essential threat of the Communist powers is their refusal to fulfill their service role--that is, to complement the industrial economies of the West." Alasan sikap anti-komunisme Amerika adalah penolakan ideologi tersebut akan imperialisme AS!

Bukan cuma di Amerika Latin, seluruh 'Grand Area', wilayah negara-negara 'dunia ketiga' diberi 'takdir' untuk jadi perahan kekaisaran ini. "The Third World was to fulfill its major function as a source of raw materials and a market for the industrial capitalist societies (1949 State Department memo)." Kita yang tinggal di Indonesia juga tidak luput dari cengkeraman imperial ini. Dalam buku terjemahan yang baru saja diterbitkan Komunitas Bambu, Teror Orde Baru, Julie Southwood dan Patrick Flanagan, penulis dan dosen ilmu politik di University of Adelaide menyuguhkan data-data yang secara kuat mendukung teori mengenai keterlibatan CIA dalam kudeta 1965. Salah satunya, surat Neville Maxwell pada New York Review of Books yang mencatat komunikasi petugas-petugas kementerian luar negeri Pakistan tentang informasi dari intelijen Barat bahwa "Indonesia siap jatuh ke pangkuan Barat seperti sebuah 'apel busuk'. Badan-badan intelijen Barat akan mengatur kudeta komunis prematur ... (yang akan) ditakdirkan untuk gagal sehingga memberi tentara legitimasi untuk menumpas komunis dan menjadikan Soekarno tahanan untuk kepentingan tentara." Masuk akal. Sejak Orde Baru, negara kita memang dijual habis-habisan pada Amerika. Kontras betul dengan kebijakan yang dipegang pemerintahan sebelumnya.

Ironisnya, bukankah bahasa-bahasa 'rohani' Kristiani justru identik dengan dan sering terdengar di Amerika? Ingat film-film action Hollywood yang mengisahkan ancaman teror pada Amerika, yang seringkali diakhiri dengan pidato Presiden pada segenap warganya? Slogan penutupnya selalu berbunyi, 'God bless America.' Ingat George W. Bush, presiden Amerika yang tanpa alasan jelas menginvasi Irak? Beliau adalah seorang guru Sekolah Minggu!

Kekristenan seperti inikah yang diwartakan oleh rasul Paulus? Jelas bukan.

No comments:

Post a Comment