Thursday, April 11, 2013

Mengapa Umat Kristen Mula-mula Dianiaya?

Mengapa umat Kristen mula-mula sampai dianiaya kekaisaran Romawi kuno? Sekiranya mereka sekadar mewartakan surga, ganti neraka; atau bersedekah, berbagi berkat pada orang-orang miskin, rasa-rasanya kok agak janggal kalau konsekuensinya demikian seram.

Saya rasa penganiayaan itu muncul karena pewartaan dan kehidupan berkomunitas orang-orang Kristen yang terdengar subversif dan mengganggu tatanan kekuasaan kekaisaran Romawi pada masa itu. There is something revolutionary in Christian practices that disturbs the rulers of this world.

Sebagai gambaran besar:
- Warta Kerajaan Allah di tengah-tengah kerajaan Romawi.
- Sebutan kurios (Tuhan) untuk Yesus Kristus yang tersalib (lambang pemberontakan dalam kekaisaran Romawi), yang adalah sebutan bagi Kaisar.
- Istilah "Injil" (euanggelion) adalah istilah yang biasa digunakan kekaisaran Romawi dalam pemberitaan tentang kelahiran atau kemenangan Kaisar.
- Formula "kasih karunia dan damai sejahtera" (grace and peace) yang biasa digunakan rasul Paulus dalam surat-suratnya, adalah formula yang biasa digunakan kekaisaran Romawi dalam propaganda-propagandanya.
- Di tengah-tengah tatanan masyarakat yang amat tajam dalam hierarki, Paulus mewartakan bahwa di dalam Kristus "tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan."

"Mereka semua bertindak melawan ketetapan-ketetapan Kaisar dengan mengatakan, bahwa ada seorang raja lain, yaitu Yesus." (Kis. 17:7)

Neither charity nor evangelism leads towards persecution. The reason must be this: the early Christianity was revolutionary to the core!

No comments:

Post a Comment