Disusun sebagai kontribusi untuk bahan PA Sidang Raya PGI XVI, Nias, tahun 2014
Baru-baru ini, seorang satpam
di gereja kami mengalami musibah. Rumahnya digusur tanpa ganti rugi, setelah
satu minggu sebelumnya diberi peringatan untuk pindah. Pasalnya, ada perusahaan
besar yang hendak membangun usaha di lokasi tersebut. Bukannya membela, pihak
polisi justru mendesak saudara kami ini untuk segera pindah. Kasus ini tentu
hanyalah salah satu di antara sekian banyak ketidakadilan yang terjadi di
negeri ini.
Ceritakan kisah ketidakadilan yang terjadi di sekitarmu.
Kajian
Teks
Teks
Alkitab: Efesus 2:1-10
1
Kamu dahulu sudah mati karena pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosamu. 2 Kamu
hidup di dalamnya, karena kamu mengikuti jalan dunia ini, karena kamu mentaati
penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang sekarang sedang bekerja di antara
orang-orang durhaka. 3 Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara
mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak
daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang
harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. 4 Tetapi Allah yang kaya dengan
rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, 5
telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati
oleh kesalahan-kesalahan kita—oleh kasih karunia kamu diselamatkan—6 dan di
dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat
bersama-sama dengan Dia di sorga, 7 supaya pada masa yang akan datang Ia
menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai
dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. 8 Sebab karena kasih
karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian
Allah, 9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. 10
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan
pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup
di dalamnya.
Penjelasan
Sidang Raya PGI XVI ini akan mengusung tema: “Dari
Samudera Raya Bumi, Tuhan Mengangkat Kita Kembali.” Judul ini dirasa pas dengan
apa yang terjadi di Nias beberapa tahun silam. Bencana alam yang berasal dari
samudera raya, tsunami, memporak-porandakan habitat penduduk Nias dan
menyebabkan berjatuhannya banyak korban. Berpadanan dengan pengalaman itu, di dalam
Alkitab, samudera raya seringkali menjadi penggambaran ancaman kematian yang
teramat mengerikan.
Tetapi kematian dan ancamannya tidak melulu berasal dari
kedahsyatan kekuatan alam yang tak mampu dikontrol manusia seperti tsunami.
Ancaman kematian pada kehidupan di bumi justru banyak berasal dari manusia
sendiri. Hari ini ketika kita melihat fenomena kemiskinan, ketidakadilan, dan
radikalisme, sesungguhnya kita disadarkan bahwa acapkali samudera raya itu
justru adalah manusia sendiri, yang menjadi serigala bagi sesamanya (homo homini lupus).
Secara teologis, kekristenan melihat kegagalan manusia
untuk menjadi sahabat bagi sesamanya (homo
homini socius) sebagai bentuk kegagalannya mengimitasi Allah yang adalah
Tritunggal. Allah yang pada hakikatnya adalah relasionalitas, kebersamaan tanpa
reduksi partikularitas, keterbukaan tanpa pemiskinan identitas. Allah yang satu
tanpa menjadi seragam, kompak sekaligus unik dalam fungsi dan karakter. Allah
yang merangkul perbedaan tanpa menghilangkan kekhasan. Bukankah manusia, yang
dicipta menurut gambar dan rupa-Nya, sepatutnya hidup sejalan dengan patron
ini?
Syukurlah, kegagalan manusia bukanlah akhir dari segalanya.
Karena sebagaimana bunyi tema kita, dari samudera raya Tuhan mengangkat kita
kembali. Dari kematian, Ia akan membawa kita pada kehidupan. God of life, lead us to justice and peace (tema
Sidang Dewan Gereja Dunia X di Busan, 2013).
Kebenaran ini pulalah yang kita temukan dalam bacaan
Alkitab di atas. Dikatakan di sana bahwa kita dahulu sebenarnya telah mati oleh
karena dosa-dosa dan pelanggaran kita (ay. 1), yakni ketika kita hidup di
dalamnya, mengikuti jalan dunia, mentaati penguasa kerajaan angkasa (ay. 2).
Siapakah yang dimaksud dengan “penguasa kerajaan angkasa” di sini? Mungkin kita
berpikir bahwa sebutan ini merujuk pada kekuatan-kekuatan gaib seperti genderuwo, mak lampir, jailangkung,
dan sejenisnya. Tetapi bukan itu yang dimaksud oleh Paulus. “Penguasa kerajaan
angkasa” di sini adalah simbolisasi kuasa-kuasa yang beroposisi dengan Kerajaan
Allah. Jika Kerajaan Allah berarti perwujudan nilai-nilai kasih, kebenaran, dan
keadilan, maka “penguasa kerajaan angkasa” adalah segala kuasa yang membawa
serta kebencian, penindasan, dan ketidakbenaran ke dalam dunia. Bukankah
seringkali kita mendapati diri terjebak dalam mekanisme-mekanisme yang
beroperasi secara vital di tengah-tengah dunia, di mana melaluinya berkembang
praktek-praktek pemiskinan, diskriminasi, rasisme, eksploitasi, korupsi, dan
juga kekerasan? Kenyataan ini menunjukkan bahwa kuasa-kuasa tadi
sungguh-sungguh riil dan mengancam.
Tetapi “dari samudera raya Allah mengangkat kita
kembali.” Dari kematian dan cara hidup yang membawa orang lain pada kematian,
Allah menghidupkan kita kembali,
semata-mata oleh kasih karunia (ay. 5), kekayaan rahmat dan kebesaran kasih-Nya
(ay. 4). Di dalam Kristus Ia membangkitkan kita (ay. 6), Ia menciptakan kita
secara baru di dalam Yesus Kristus, bukan supaya kita memegahkan diri (ay. 9),
melainkan untuk melakukan pekerjaan baik yang telah Ia siapkan sebelumnya (ay.
10), bukan lagi ketaatan pada penguasa kerajaan angkasa, tapi pekerjaan demi
kerajaan Allah: kasih, kebenaran, dan keadilan. Dan Ia mau agar kita hidup di
dalamnya (ay. 10).
Kembali ke tiga pokok permasalahan yang menjadi fokus
Sidang Raya PGI kali ini: kemiskinan, ketidakadilan, dan radikalisme. Di tengah
situasi nasional hari ini di mana kesenjangan sosial demikian tinggi, biaya pendidikan
dan kesehatan semakin mahal, sementara pemerintah dan wakil-wakil rakyat terus
menelurkan kebijakan-kebijakan yang memihak si kaya, bagaimanakah seharusnya
gereja sebagai perkumpulan orang-orang yang telah dihidupkan kembali oleh Allah
melakukan pekerjaan baiknya bagi kerajaan Allah? Ketika sistem ekonomi yang
beroperasi berkebalikan dengan apa yang digagas di awal kemerdekaan republik
ini, dan alih-alih menyejahterakan rakyat banyak serta menciptakan keadilan
sosial justru memperlebar jurang di antara yang berpunya dan yang tidak,
bagaimana gereja menghayati panggilannya di negeri ini? Ketika praktek korupsi
merajalela dan menjadi budaya, seberapa aktif gereja telah mengupayakan diri
menjadi agen pembaharuan moral nasional? Ketika kasus-kasus pelanggaran hak
asasi manusia dan tragedi-tragedi kemanusiaan di masa lalu kurang menjadi
perhatian masyarakat dan pemerintah, serta terancam kepunahannya dalam memori
kolektif bangsa, apa yang sudah dilakukan gereja? Ketika masih ada butir
undang-undang, peraturan pemerintah, dan kebijakan-kebijakan yang diskriminatif
terhadap kelompok minoritas tertentu, atau yang dianggap pinggiran, apa yang
dilakukan gereja? Dan ketika radikalisme agama bertumbuh kembang dengan
suburnya di bumi Indonesia, membawa ancaman kekerasan serta teror, apakah
gereja telah menjadi katalisator perdamaian, toleransi, dan keadilan? Ataukah
dalam semua tantangan dan pergerakan “penguasa kerajaan angkasa” ini gereja
justru larut dan menjadi serupa dengan dunia?
Biarlah Sidang Raya PGI XVI ini menjadi peringatan
kembali bagi gereja-gereja di Indonesia untuk menjalankan fungsi profetiknya di
kancah pergulatan nasional. Dari samudera raya Tuhan mengangkat kita kembali. God of life, lead us to justice and peace.
Pertanyaan
Diskusi
1. Dalam konteks global maupun
nasional pada hari ini, menurut pengamatanmu, siapa sajakah yang menjadi
perwujudan konkret sebutan “penguasa kerajaan angkasa”? Secara konkret pula,
bagaimana mereka bekerja?
2. Baca kembali 2 paragraf
terakhir penjelasan di atas, diskusikan dan jawab pertanyaan-pertanyaan yang
dimunculkan di sana.
3. Ingat kembali cerita-cerita
tentang ketidakadilan di sekitarmu tadi. Sebagai orang-orang yang sudah
dibangkitkan Allah di dalam Kristus, apa saja yang bisa anda kerjakan sebagai
respon yang tepat (secara pribadi, sebagai gereja, masyarakat)?